Jumat, 22 Mei 2015

Tawakkal

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh,

Pada kesempatan ini saya ingin sharing dengan teman-teman semua tentang “tawakkal” (توكّل) semoga bermanfaat.

  Saat kita berbicara tentang TAWAKKAL, banyak diantara kita yang memahaminya dengan pemahaman yang kurang tepat. Termasuk saya pribadi sebelumnya.

   Ketika kita menyatakan akan melakukan sesuatu yang tanpa planning, kita mengatakan INSYA ALLAH. Ketika kita mengusahakan sesuatu tanpa persiapan, ujung-ujungnya kita mengatakan “ Ya sudahlah, kita tawakkal saja pada Allah, toh jikalau Allah mau menolong, pasti akan menolong kita.”

     Lantas, apakah penyandaran pada Allah seperti ini sudah tepat???
Nah, Subhanallah. Para Ulama Salafusshaleh mengatakan: “Tawakkal itu adalah menyandarkan PROSES pada Allah Ta’ala setelah didahului dengan kerja keras, perjuangan dan ikhtiar”.

     Memang Allah Ta’ala itu Maha Pemurah, Maha Pengampun, Maha Penyayang, tetapi Allah senantiasa meminta kita sebagai hambanya untuk melakukan usaha awal.

     Salah satu contoh adalah apa yang dilakukan Ibunda Nabi Isa alaihi salam yaitu Maryam,,, ketika beliau meminta kepada Allah Ta’ala diberikan makanan saat mengandung nabi Isa alaihi salam, maka beliaupun menyandar dibawah pohon kurma dan memohon kepada Allah untuk diberikan sesuatu. Apa kata Allah, sebagaimana terdapat dalam Al Qur’an surat Maryam ; 25.
وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا 
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”

     Klu bahasa kita kira2 begini “wahai Maryam gerakkanlah punggungmu agar pohon kurma itu bergerak” ----- secara akal sehat, Maryam yang sedang mengandung tidak mungkin beliau itu menggerakkan pohon kurma itu yang begitu kokoh dan besar, tapi Allah ta’ala menginginkan ada effort, minimum ada satu usaha yang dilakukan sebagai sunnatullah dalam proses keberhasilan itu-----.kata Allah kemudian, “niscaya buah kurma itu akan jatuh kepadamu.”

     Klu kita sebagai mahasiswa misalnya ingin bisa berbahasa Inggris, kemudian kita hanya berdo’a “ Ya Allah fasihkan saya bahasa Inggris, fasihkan saya bahasa Arab. Bisa membaca kitab-kitab, tapi dengan tanpa belajar Gramatikal,dengan tanpa belajar Nahwu, tanpa belajar Sharaf dan tanpa berkomunikasi dengan saudara yang native speaker, MUSTAHIL kita bisa berbahasa Arab. “We will never know the real answer, before you try.”

     Kalau kita ingin sukses dalam usaha, tapi kita tidak pernah belajar bagaimana membuat proposal yang baik, kita tidak pernah bisa bagaimana melayani customer/langganan dengan baik, tidak mengerti apa yang berhubungan dengan usaha itu sendiri. Do not anything at the best possible manner ( tidak melakukan sesuatu dengan kualitas terbaik). Mustahil akan berhasil.

     Nah, ternyata tawakkal itu baru bisa disebut sah, jikalau kita menyerahkan prosesnya kepada Allah ta’ala sesudah didahului dengan ikhtiar, kerja keras dan perjuangan…

( فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ) 

Jika engkau sudah bersikeras hati atau sudah berazzam atau sudah ikhtiar maximum, maka bertawakkallah pada Allah. 

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Insya Allah, jikalau semua proses itu kita kerjakan, kemudian bertawakkal pada Nya, Allah lah cukup sebagai penolong kita..

Selamat bejuang…!
Selamat berikhtiar…!
Selamat bertawakkal…!
Wassalamu alaikum warahmatullahi wbarakatuh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar